Situs Keramat Karatu Digusur, Warga Suku Wana Taa Sampaikan Disitu Banyak Orang Mati Tanpa Sebab

2 minutes reading
Monday, 2 Jun 2025 01:38 401 Redaksi Lipsus

Morowali Utara – Masyarakat adat suku Wana Taa Barangas menolak keras penggusuran wilayah leluhur mereka yang selama ini dikeramatkan dan dijaga sebagai identitas adat. Dua dari sembilan situs sakral yang selama ini dianggap keramat oleh masyarakat, kini telah tergusur oleh perusahaan sawit.

Dua situs sakral yang dimaksud adalah Watanono dan Karatu, yang hingga kini masih dipercaya sebagai tempat suci oleh masyarakat adat.

Kedua situs ini telah bergeser dan tergusur akibat kegiatan perusahaan yang melakukan penanaman sawit perdana di wilayah Dusun Berangas, Desa Menyoe, Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara (Morut).

Ruslan Labangara, seorang pelayan gereja yang juga anak dari tokoh masyarakat Suku Wana, Mustakim Labangara, menjelaskan makna penting dari dua situs sakral tersebut.

Ia menegaskan, “Karna disitu masih banyak tempat yang sampai saat ini dikeramatkan. Seperti Watanono itu ada sungai kecil, sungai ini banjir kalau di musim panas, tapi kalau musim hujan tidak banjir. Itu salah satu yang tidak bisa diganggu. Karna disitu tempat itu punya sejarah, Watanono itu sungai tempat orang tua dulu ba potong pusat kalau ada yang baru lahir. Dimana ditengah padang yang tidak ada mata air, ada sungai kecil.”

Sementara itu, situs Karatu juga memiliki sejarah kelam pada masa penjajahan. Menurut Ruslan, banyak orang meninggal secara misterius di tempat tersebut.

“Karatu itu tempat yang dikeramatkan. Waktu jaman perang, disitu banyak orang yang meninggal, mati tidak diketahui penyebabnya,” tambahnya.

Penggusuran dua situs keramat ini telah memicu kekhawatiran dan penolakan dari masyarakat adat Wana Taa Barangas, yang merasa identitas dan warisan leluhur mereka semakin terancam oleh ekspansi perusahaan.

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA