Daerah “Sorganya” Tambang, Anak-anak Belajar Dibawah Plafon yang Nyaris Runtuh

2 minutes reading
Wednesday, 9 Jul 2025 02:49 267 Redaksi Lipsus

MORUT- Di tengah gemerlap kekayaan alam Morowali Utara, khususnya di Kecamatan Petasia Timur yang dikenal sebagai “sorganya tambang”, potret buram dunia pendidikan justru menjadi ironi yang menyayat hati. SDN Peboa, satu dari sekian sekolah yang menjadi tumpuan masa depan anak-anak desa, kini berada dalam kondisi yang jauh dari layak.

Plafon ruang kelas rusak parah dan bocor. Bahkan, ruang kantor sekolah pun tak tersedia, guru dan kepala sekolah terpaksa berbagi tempat dengan siswa di ruang kelas yang dijadikan kantor darurat. Dari enam ruang yang tersedia, empat di antaranya mengalami kerusakan plafon cukup serius. Hal ini sudah berlangsung selama lebih dari 4-5 tahun.

“Saya masuk di sekolah ini sudah tiga tahun. Saat saya datang, plafonnya memang sudah rusak. Kami sudah usulkan perbaikan ke Dinas Pendidikan, tapi sampai sekarang belum ada tindakan,” ungkap Sri Yanthi Kartini, Kepala Sekolah SDN Peboa, pada Selasa (9/7).

Sekolah ini memiliki 91 siswa yang dibimbing oleh 12 guru dan 1 kepala sekolah. Meski di tengah keterbatasan, proses belajar mengajar tetap berjalan. Namun tak bisa disangkal, kondisi ruang yang rusak dan fasilitas yang tak memadai sangat memengaruhi kenyamanan belajar dan mencederai semangat pendidikan yang seharusnya terus ditingkatkan.

Ironi ini semakin menyentuh ketika kita melihat kenyataan: Morowali Utara adalah wilayah yang kaya raya oleh hasil tambang dan sumber daya alam lainnya. Daerah yang menyumbang triliunan rupiah bagi negara dan investor, namun menyisakan ruang-ruang belajar yang rapuh dan tak terurus.

Sudah saatnya pemerintah daerah membuka mata dan hati: pendidikan adalah fondasi masa depan. Tidak pantas di tanah yang disebut sorganya tambang, anak-anak harus belajar di bawah plafon yang nyaris runtuh.

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA