Warga Gelar Aksi, Nilai Polsek Bungku Utara Gagal Berantas, Narkoba, Miras dan Judi

2 minutes reading
Tuesday, 5 Aug 2025 01:11 212 Redaksi Lipsus

Bungku Utara,— Ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Forum Masyarakat Bungku Utara melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Polsek Bungku Utara, Senin (4/8). Mereka menuntut ketegasan aparat dalam memberantas maraknya peredaran narkoba, minuman keras (miras), dan perjudian di wilayah tersebut, yang dinilai semakin tak terkendali.

Dalam orasinya, Koordinator Lapangan Nurwali Sondeng menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap aparat kepolisian yang dinilai lamban bahkan terkesan membiarkan aktivitas ilegal ini terus berlangsung.

“Kami tidak akan diam melihat daerah kami dijadikan ladang narkoba,” tegas Nurwali.

Aksi ini bukan sekadar protes emosional, tetapi membawa sembilan poin tuntutan konkrit yang mencerminkan keresahan struktural masyarakat. Di antaranya, mendesak pencopotan anggota Polsek yang terindikasi terlibat sebagai pemakai atau pelindung peredaran narkoba, tes urin massal terhadap aparat dan pelajar, hingga pembentukan satuan tugas lintas sektor untuk memberantas narkoba, miras, dan perjudian.

Warga juga menuntut Bupati Morowali Utara memberi sanksi tegas kepada ASN maupun pegawai non-ASN yang terlibat, serta meminta penegakan hukum tanpa pandang bulu terhadap pelaku pengedar maupun bandar yang selama ini dinilai “tak tersentuh”.

Tak main-main, warga mengultimatum akan melakukan aksi lanjutan yang lebih besar dan menduduki Kantor Polsek serta Kantor Camat Bungku Utara jika tuntutan mereka tidak direspons hingga 17 Agustus 2025.

Kapolsek Bungku Utara, AKP Marten Tangkelangi, S.H., yang menerima massa aksi menyatakan bahwa pihaknya menampung semua aspirasi dan akan menindaklanjuti. Namun, ia membantah adanya pembiaran terhadap kasus narkoba di wilayahnya.

“Kami sudah berusaha melakukan tindakan, namun belum berhasil,” ujarnya.

Pernyataan ini justru memperkuat sinyal lemahnya penegakan hukum dan efektivitas kerja aparat, yang selama ini dinilai hanya bergerak di permukaan. Tidak adanya transparansi, minimnya tindakan nyata di lapangan, serta belum pernah diungkapnya kasus besar, semakin mempertegas ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat.

Ketidakpercayaan Masyarakat Semakin Menguat

Fenomena ini memperlihatkan jurang antara harapan masyarakat dan kinerja institusi penegak hukum di tingkat lokal. Ketika warga harus turun ke jalan demi menuntut tindakan atas kejahatan yang sudah kasat mata, maka ada krisis kepercayaan yang nyata.

Jika tuntutan warga terus diabaikan, bukan tidak mungkin Bungku Utara akan menjadi contoh tragis kegagalan negara hadir dalam melindungi warganya dari ancaman narkoba, miras, dan perjudian.

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA