Begini Detik-detik Presiden Ukraina Zelensky Diusir dari Gedung Putih usai Bersitegang dengan Presiden Trump

2 minutes reading
Saturday, 1 Mar 2025 14:53 165 redaksi

BERANDAKATA.COM – Suasana di Gedung Putih pada Jumat siang berubah tegang saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance bersitegang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pertemuan yang awalnya bertujuan membahas kerja sama mineral langka.

Para koki Gedung Putih tengah menyiapkan hidangan untuk para pemimpin negara ketika suara perdebatan dari Oval Office mulai terdengar. Dalam waktu singkat, pertemuan tersebut berubah menjadi ajang saling beradu argumen yang mencerminkan retaknya hubungan diplomatik kedua negara.

Ketegangan bermula saat JD Vance menekankan pentingnya diplomasi untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Zelensky, yang telah tiga tahun memimpin Ukraina dalam perang melawan invasi Rusia, merespons dengan keras, mempertanyakan bentuk diplomasi yang dimaksud. Trump kemudian ikut dalam perdebatan, menegaskan bahwa Zelensky sedang “bermain dengan nyawa jutaan orang” dan menuduhnya mempertaruhkan Perang Dunia III.

Perselisihan semakin memanas ketika Trump menegur Zelensky atas sikapnya yang dianggap tidak menghargai upaya perdamaian. “Anda tidak memegang kartu saat ini,” bentak Trump, menutup kesempatan Zelensky untuk berbicara. Wakil Presiden Vance bahkan menyarankan agar Zelensky berterima kasih kepada Trump, bukan justru memperdebatkannya.

Melihat suasana yang semakin tak terkendali, Trump akhirnya meminta media keluar dari ruangan. Delegasi Ukraina, termasuk Duta Besar Ukraina untuk AS Oksana Markarova, tampak terguncang dan segera meninggalkan Oval Office untuk berkonsultasi di Ruang Roosevelt.

Trump, yang merasa diremehkan oleh sikap Zelensky, akhirnya memutuskan bahwa negosiasi tidak bisa dilanjutkan. Sekretaris Negara Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz diberi mandat untuk menyampaikan keputusan kepada delegasi Ukraina bahwa pertemuan telah selesai dan Zelensky harus meninggalkan Gedung Putih.

Tak lama setelah meninggalkan Gedung Putih, Zelensky menulis pesan di media sosial, “Terima kasih Amerika, terima kasih atas dukungannya, terima kasih atas kunjungan ini. Ukraina membutuhkan perdamaian yang adil dan abadi, dan kami bekerja untuk itu.”

Di sisi lain, Gedung Putih langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa Trump dan Vance berusaha memperjuangkan kepentingan Amerika. Para pendukung Trump, termasuk Senator Lindsey Graham, bahkan menyarankan Zelensky untuk meminta maaf atau mempertimbangkan mundur dari jabatannya.

Pada akhirnya, konferensi pers yang seharusnya menjadi ajang pengumuman kesepakatan kerja sama mineral langka dibatalkan. Trump kemudian bertolak ke Mar-a-Lago, sementara Zelensky muncul dalam wawancara di Fox News dan menyatakan bahwa meskipun pertemuan itu penuh ketegangan, ia yakin hubungan Ukraina dan Amerika Serikat akan tetap terjaga.(CNN)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA