Opini: Tanah Mori Terusik

2 minutes reading
Tuesday, 22 Jul 2025 14:14 240 Redaksi Lipsus

Opini: Tanah Mori Terusik

Penulis: Om Hendly

Tanah Mori terusik. Luka yang lahir dari bentrokan antar warga di Desa Keuno dan Masara atau Bimorjaya bukan hanya meninggalkan jejak fisik, tapi juga menggores nurani masyarakat yang menjunjung tinggi nilai adat, persaudaraan, dan harga diri.

Delapan orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, keputusan aparat penegak hukum untuk tidak menetapkan salah satu dari mereka yang diamankan, sosok perempuan berinisial EB, menjadi titik sorotan. Polisi menyebut belum cukup bukti permulaan, namun masyarakat menilai keputusan tersebut belum menjawab rasa keadilan yang mendalam, terlebih saat luka korban masih segar dan penderitaan keluarganya masih nyata.

Bahkan, kabar bahwa korban mengalami luka parah hingga harus dirujuk ke Palu, dan tidak mendapat jaminan BPJS Kesehatan, memperparah perasaan ketidakadilan yang dirasakan. Ini bukan sekedar tentang siapa yang salah atau benar, tapi tentang bagaimana hukum benar-benar dirasakan hadir untuk melindungi yang lemah dan memberikan kepastian bagi semua pihak.

Seruan protes datang tidak hanya dari keluarga korban, tetapi juga dari tokoh-tokoh adat Wita Mori dan para pemuda tanah Mori. Suara mereka bukanlah suara untuk memperkeruh keadaan, melainkan bentuk cinta yang tulus terhadap tanah leluhur mereka. Mereka marah, karena mereka peduli.

Namun, kemarahan anak-anak Mori harus diarahkan pada jalan yang bijak. Aksi damai adalah pilihan yang mulia. Protes boleh, kritik harus, tetapi kekerasan bukanlah warisan kita. Tanah Mori tidak butuh bara baru, dalam bara yang belum padam. Ia butuh kedewasaan dan keteguhan dalam memperjuangkan keadilan tanpa mencederai nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan para pendahulu.

Kepada aparat penegak hukum, semoga ini menjadi momentum refleksi. Bahwa di balik setiap keputusan hukum, ada hati yang sedang mencari keadilan, ada masyarakat yang menunggu kejelasan. Tindak tegas siapapun yang bersalah, tanpa pandang latar belakang. Itulah yang akan mengokohkan kepercayaan rakyat kepada negara.

Mari kita jaga Tanah Mori. Jaga Morowali Utara. Jangan biarkan nilai adat dan harga diri kita diusik oleh tindakan yang merusak tatanan. Kita tidak anti kehadiran orang luar, tetapi kita menolak siapa pun yang mencoba mengoyak harmoni dan persaudaraan di negeri ini.

Semoga kedamaian dan keadilan berjalan beriringan.

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA